JURNAL HASIL KUNJUNGAN INSDUSTRI HIMABI FISIP UNNUR 2019

Pada tanggal 7 maret 2020

Abstract
Coffee is one of the leading plantation commodities that has long been cultivated. In addition to having a role in absorbing the workforce, coffee is an export commodity of high economic value. The best coffee from West Java is internationally known as the Java Preanger coffee. Pangalengan District, Bandung Regency is one of the potential Java preanger coffee production centers because in addition to the existing coffee plantations in the region the processing industry is also developing. The purpose of this study was to determine the dynamics of the development of Java Preager Coffee agroindustry in Margamulya Village, Pangalengan District, Bandung Regency. This research was conducted using a qualitative descriptive design and case study research technical. Data collection uses the method of observation, interviews and literature studies. The results showed that the Java preager coffee agroindustry process in Pangalengan District, Bandung was going well. This is evident from the changes that occur in: (1) growth of farming agents, processing of agricultural products, distribution and input of agriculture, (2) institutional and organizational changes in relations with companies through increased vertical coordination and changes in product composition, technology, territory and market structure and (4) increase in added value.
Abstrak
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan yang sudah lama dibudidayakan. Selain berperan dalam penyerapan tenga kerja, Kopi menjadi komoditas ekspor yang bernilai ekonomi tinggi. Kopi terbaik dari Jawa Barat dikenal dunia internasional sebagai Java Preanger kopi. Kecamatan Pangalengan Kabupaten bandung merupakan salah satu sentra produksi kopi Java preanger yang potensial karena selain terdapat perkebunan kopi di wilayah ini juga berkembang industri pengolahannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika perkembangan agroindustri Java Preager Coffee di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif kualitatif dan teknis penelitin studi kasus. Pegumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses agroindustri Java preager coffee yang terdapat di Kecamatan Pangalengan Bandung sudah berjalan dengan baik. Ini terbukti dari adanya perubahan yang terjadi dalam : (1) pertumbuhan dari pelaku usahatani, pengolahan hasil pertanian, distribusi dan input pertanian, (2) perubahan kelembagaan dan keorganisasian dalam hubungannya dengan perusahaan melalui peningkatan koordinasi vertikal dan perubahan dalam komposisi produk, teknologi, perwilayahan dan struktur pasar serta (4) peningkatan nilai tambah.


PENDAHULUAN
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica). Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum. Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi kopi tahun 2020 mencapai 769,72 Ribu Ton. Disamping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
Agroindustri adalah kegiatan pengolahan produk hasil pertanian. Menurut Mardiharini dan Erizal (2012), Agroindustri adalah kegiatan memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut dengan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. PT. Sinar Mayang Lestari merupakan agroindustri yang mengolah buah kopi menjadi green bean dan dipasarkan ke coffee shop milik PT. Sinar Mayang Lestari yang bernama Malabar Mountain Cafe dengan merek dagang Malabar Mountain Coffee. Produk yang dihasilkan harus melewati beberapa tahap proses produksi yang disebut sebagai sistem produksi. Sistem adalah kolektivitas beberapa fungsi atau bagian yang memiliki tugas dan kewajiban tertentu dan secara bersama-sama melakukan kerja sama untuk mewujudkan tujuan bersama (Haming dan Mahfud, 2014). Sistem produksi merupakan sebuah sistem yang terdapat di dalam perusahaan untuk mengubah sebuah produk secara fisik atas sumberdaya produksi (input) menjadi keluaran (output). Sistem produksi terdiri dari empat elemen (subsistem), yaitu subsistem masukan (input), subsistem proses (conversion or processing subsystem), subsistem keluaran (output), dan subsistem umpan balik (feedback). Rachman dan Sumedi (2002) mengemukakan permasalahan umum dalam pengembangan agroindustri, yaitu sifat produk pertanian yang mudah rusak sehingga diperlukan teknologi pengemasan dan sarana transportasi yang mampu mengatasi masalah tersebut, sebagian besar produk pertanian bersifat musiman dan sangat dipengaruhi kondisi iklim sehingga aspek kontinuitas produk agroindustri tidak terjamin, kualitas produksi pertanian dan industri yang dihasilkan pada umumnya masih rendah sehingga mengalami kesulitan dalam persaingan pasar, dan sebagian besar industri berskala kecil masih menggunakan teknologi rendah. Produk yang dihasilkan oleh PT. Sinar Mayang Lestari adalah green bean kopi arabika yang berbahan baku ceri kopi. Ceri kopi tidak dapat disimpan dan harus segera diolah. Karakteristik tersebut sesuai dengan produk pertanian yang mudah rusak sehingga untuk mengatasinya diperlukan pengolahan. Walaupun dalam pengembangan agroindustri terdapat beberapa masalah, menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2005) mengemukakan bahwa pengembangan agroindustri memiliki peluang dikarenakan: potensi permintaan produk komoditas agroindustri semakin besar sejalan dengan dinamika pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, dan arus globalisasi; perubahan lingkungan strategis dari sisi permintaan seperti pertambahan penduduk, pertumbuhan perkotaan, dan industrialisasi merupakan peluang usaha untuk peningkatan nilai tambah; semakin terbukanya peluang usaha sebagai akibat reformasi ekonomi; beroperasinya perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) dengan jaringan perusahaan multi nasionalnya membuka jalan bagi ahli teknologi dan pemasaran produk ekspor untuk memasuki pasar internasional; adanya upaya untuk merelokasikan unit-unit produksi dari beberapa negara maju ke negara-negara berkembang.
Permintaan green bean kopi arabika pada PT. Sinar Mayang Lestari selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2015 jumlah permintaan PT. Sinar Mayang Lestari sebesar 12.113 kg green bean kopi arabika. Pada tahun 2016 terjadi kenaikan permintaan sebesar 5.640 kg green bean, sehingga jumlah permintaan menjadi 17.753 kg green bean. Pada tahun 2017 diprediksikan akan terjadi peningkatan permintaan sebanyak 5.326 kg green bean, sehingga jumlah permintaan pada tahun 2017 sebesar 23.079 kg green bean. Peningkatan permintaan tersebut dikarenakan meningkatnya jumlah konsumsi kopi di Indonesia. Menurut data dan sistem informasi Pertanian (2016), konsumsi kopi di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 1,347 kg/kapita/tahun. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan sehingga jumlah konsumsi kopi sebesar 1,444 kg/kapita/tahun. Pada tahun 2016 terjadi peningkatan dan jumlah konsumsi kopi di Indonesia sebesar 1,476 kg/kapita/tahun. Pada tahun 2017 diprediksikan jumlah konsumsi meningkat menjadi 1,508 kg/kapita/tahun.
Pelaku agroindustri kopi tersebut melakukan pengolahan kopi java preanger menjadi green bean, roasted bean dan ground coffee yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Menerut hasil penelitian Gea Xena Levina dan Lucyana Trimo (2014) sumberdaya kopi di Kecamatan pangalengan, khususnya di kelompok tani Margamulya, berpotensi untuk pengembangan agroindustri kopi Java Preanger. Perkembangan pertanian kopi rakyat di Desa Margamulya pada tahun 1990-2020 yang diikuti dengan perubahan aspek pertanian dari sistem tradisional ke sistem agribisnis dinilai cukup baik sehingga menimbulkan perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat khususnya petani. Perubahan sosial dilihat dari aspek perubahan demografi, kepemilikan lahan pergtanian dan pendidikan. Sedangkan perubahan ekonomi dilihat dari mata pencaharian, pengembnafna sistem pertanian dan pendapatan masyarakat (Widiana, dkk, 2015). Keberadaan Agroindustri kopi di Desa Margamulya Kecamatan Pangelengan telah membawa perubahan ekonomi dan sosial bagi warga setempat dalam menampung hasil produksi kopi, meningkatkan nilai tambah dan sumber pendapatan ekonomi masyarakat sehingga memberikan iklim makro yang kondusif bagi pengembangan java preanger kopi. Berdasarkan uraian di atas maka manarik untuk diteliti mengenai agroindustiralisasi dan nilai tambah agroindustri kopi java preanger di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.



METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan menggunakan cara kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna dengan sejumlah individu atau sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif melibatkan upaya penting seperti pengajuan pertanyaan dan prosedur, mengumpulkan data yaang spesifik dari para partisipan, menanalisis data secara induktif mulai daria tema yang khusus ke tema yang umum dan menaksirkan makna data (Creswell, 2010). Teknis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari secar intensif atau mendalam suatu anggota dari kelompok sasaran suatu objek penelitian. Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah agroindustrialisasi kopi arabika java preanger di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung. Data primer diperoleh dari informan yang terdiri dari petani kopi, koperasi, perusahaan pengolah dan bandar kopi di Desa Margamulya. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, penulusuran internet, BPS, Dinas pertanian/perkebunan, jurnal dan data dari instansi yang terkait dengan penelitian ini. Teknis analisis data dilakukan secara deskriptif melalui aktifitas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dalam bentuk tabel dan penarikan kesimpulan.

PEMBAHASAN
Pada tanggal 7 maret tahun 2020, Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis FISIP Universitas Nurtanio Bandung melakukan kunjungan industri, dalam rangka melaksanakan program tahunan Himpunan Administrasi Bisnis di FISIP Universintas nurtanio Bandung. Himpunan Administrasi Bisnis FISIP Universitas Nurtanio Bandung melakukan kunjungan industri ke PT. Sinar Mayang Lestari yang di dirikan oleh Bapak Slamet Prayoga merupakan produsen kopi arabika yang berlokasi di Jalan Kampung Cigendel RT.03 RW.09 Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 8 November 2012 dan melakukan aktivitas bisnisnya dari hulu hingga hilir yang mencakup aktivitas budidaya, pengolahan, dan pemasaran dengan merek dagang Malabar Mountain Coffee. Lahan yang digunakan oleh PT. Sinar Mayang Lestari dalam melakukan aktivitas budidaya adalah di lahan Perhutani seluas 70 ha yang terletak di Pegunungan Malabar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung dengan ketinggian 1.400-1.800 mdpl dan suhu udara 15-21°C. Kondisi tersebut merupakan karakteristik yang tepat untuk menanam kopi arabika. Produk yang dijual oleh PT. Sinar Mayang Lestari adalah green bean kopi arabika yang terdiri dari proses natural, honey, dan full washed. Produk tersebut didistribusikan ke coffee shop milik PT. Sinar Mayang Lestari yang bernama Malabar Mountain Coffee. Sistem produksi yang dilakukan oleh PT. Sinar Mayang Lestari adalah sistem produksi make to stock. Pada sistem produksi ini, perusahaan memproduksi produknya tidak berdasarkan pesanan, melainkan dengan melakukan peramalan terhadap penjualan produk. Pengiriman produk dilakukan jika ada permintaan dari konsumen, untuk itu perusahaan harus mempunyai stok untuk mengantisipasi jika ada permintaan mendadak.
PT Sinar Mayang Lestari memiliki anak perusahan Malabar Mountain Coffee, dengan Visi dan Misi sebagai berikut:
VISI : Berbakti sepenuh jiwa untuk maju bersama
MISI : Memberdayakan kebersamaan antara petani, produsen dan konsumen.
Lokasi perkebunan Malabar Mountain Coffee berada pada pegunungan Malabar yang masuk dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rahayu Tani Kecamatan Pangalengan. Serta termasuk dalam Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Banjaran. Dengan rincian sebagai berikut :
– Luas : ± 70 Hektar, Jumlah Tanaman : ± 230.000 batang, Ketinggian : ≥ 1400 meter DPL, Tenaga Kerja Tetap : ± 70 orang.
– Tenaga Kerja Musiman : ≥ 30 orang (musim panen).
Malabar mountain coffee memiliki cabang kedai kopi dan kantor pemasaran bernama Malabar mounntain coffee yang terletak di Bogor dengan alamat Jl. Dokter semeru komplek ruko mustika, Malabar mountain coffee menyiapkan modal untuk pertahunya sebesar 1.5 M untuk bahan baku. Pada tahun 2013 sampai 2014 malabar mountain coffee telah melakukan ekspor ke korea selama dua tahun berturut, dari pihak luar Negri sampai sekarang masih ada yang meminta untuk ekspor, namun malabar mountain coffee belum bisa untuk melakukan ekspor kembali dikarenakan belum memadai dalam segi produksi nya dengan bahan dan kualitas yang sama. Sejak tahun 2015 sampai sekarang pemasaran malabar montain coffee hanya melakukan pemasaran domestik ke seluruh indonesia saja. Malabar mountain cofee telah mengikuti beberapa kompetisi di luar Negri dan selalu mendapatkan prestasi yang baik seperti Gold, Silver atau Bronze, dari prestasi tersebutlah maka malabar mountain coffee telah di akui oleh Dunia. Jenis panen terdiri dari dua musim yaitu panen raya dan panen musiman atau disebut juga panen sela. Dalam penen raya terjadi selama 1 tahun sekali sedangkan panen sela hanya 10% dari panen raya. Karyawan musiman dan karyawan tetap menggunakan perhitungan yang sama dengan hitungan borongan perkilo dengan upah Rp 2500/kilo, dalam sehari bisa mendapatkan 20kg. Berbeda dengan panen sela, karyawan diberi upah dengan perhitungan harian terdiri dari wanita sebesar Rp. 25.000 dan laki-laki Rp. 30.000.
PT. Sinar Mayang Lestari dapat melakukan dua aktivitas yang berbeda, yaitu sebagai suppliers dan manufacturer. Perusahaan dapat menyediakan bahan baku dan mengolahnya menjadi green bean. Selanjutnya, didistribusikan kepada Malabar Mountain Cafè. Malabar Mountain Cafè merupakan bagian dari PT. Sinar Mayang Lestari yang bergerak dalam bidang pemasaran. Aktivitas yang dilakukna oleh Malabar Mountain Cafè, yaitu sebagai distribution dan retail outlets. Malabar Mountain Cafè melaporkan hasil penjualan kepada PT. Sinar Mayang Lestari setiap satu bulan sekali. Hasil penjualan tersebut akan digunakan sebagai permintaan bulan selanjutnya.

PENJELASAN MENGENAI BUDIDAYA DAN PROSES PASCA PANEN
A.    Budidaya
Budidaya adalah suatu kegiatan terencana dalam memelihara sumber daya hayati pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/ hasil panennya.
Pendapat lain mengatakan pengertian budidaya adalah suatu usaha yang tersusun secara terencana Untuk memelihara dan mengembangbiakan suatu tanaman atau hewan. Budidaya memiliki tujuan agar tetap lestari dan bisa memperoleh hasil yang bermanfaat dan berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Untuk mendapatkan kopi yang baik dan benar sebagai berikut:

1.        Menentukan Lokasi
Lokasi sangat berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan kopi, ketinggian kebun kopi berkisar 1600-1800 Mdpl. Jenis kopi teridiri dari
a. Arabica, lokasi penanamanya lebih dari 900 mdpl dengan rasa Asam
b. Robusta, lokasi penanamanya kurang dari 900 mdpl dengan rasa pahit
c. Liberica, lokasi penanamanya <> 900 mdpl dengan rasa campuran
d. Ekselsa, lokasi penanamanya <> 900 mdpl dengan rasa campuran
Di malabar mountain coffee dominan dengan jenis kopi Arabica
2.        Benih yang bersertifikat
Yaitu benih yang memang sudah di teliti dan mendapat persetujuan dari Balai Benih dinas perkebunan. Jika salah dalam mengambil jenis benih kopi maka dalam 1 tahun pertama mungkin bagus, akan tetapi dalam tahun berikutnya 3-5 tahun ke atas akan semakin memburuk produktivitasnya.
3.        Penanaman dan jarak tanam
Penanaman benih kopi harus mempunyai jarak satu benih dengan benih lainya 1,5-2 meter. Dalam 1 heaktar idealnya 2000 batang kopi, dan jarak tanamnya 2x2 meter.
4.        Metode pemeliharaan
Kopi yang berumur 1-2 tahun merupakan kopi yang baru belajar berbuah, sedangkan umur 3-5 tahun ke atas merupakan kopi yang siap produktivitas. Dalam pemeliharaanya sebagai berikut
a.       Bersihkan dari gulma (rumput liar)
b.      Beri pupuk
Dalam memberi pupuk, pemanfaatanya terdiri dari ceri, skam kopi dan pupuk pengurai
c.       Setelah berbuah, batang kopi lalu di pangkas agar tumbuhnya tidak ke atas, melainkan ke pinggir.
d.      Proses pemanenan
Di malabar mountain coffee, pemanenan harus benar benar diperhatikan dengan baik, agar tidak ceri yang di petik benar benar ceri yang sudah matang dan berwarna merah.

B.     Porses pasca panen
Proses pasca penen dibagi 4 great
1.      Out standing 95-99
2.      Excellent 90-95
3.      Specialty 80-90
4.      Asalan <80
Untuk great kopi di malabar mountain coffee tersendiri berada di tingkatan specialty.
Ceri kopi yang berasal dari kebun sendiri akan diproses menjadi kopi natural, sedangkan dari petani mitra akan diolah menjadi kopi honey dan full wash. Perbedaan tersebut dikarenakan untuk membuat kopi natural ceri yang digunakan harus petik merah dan ceri yang berasal dari kebun dibudidayakan sesuai dengan SOP, sedangkan ceri yang berasal dari petani mitra tidak diketahui apakah dibudidayakan sesuai dengan SOP atau tidak. Proses pengolahan kopi dilakukan pada saat panen raya, yaitu pada bulan Mei hingga bulan September. Hal tersebut dikarenakan karakteristik ceri kopi yang tidak bisa disimpan dan harus segera diolah. Ada lima proses pasca panen yang terdapat di malabar moutain coffee sebagai berikut:
1.      Full washed
Proses full washed merupakan proses pengolahan kopi dengan cara fermentasi. Perlakuan yang diberikan pada proses ini lebih banyak dibandingkan proses natural dan honey. Waktu yang diperlukan pada proses full washed, yaitu 7 hari. Berikut ini adalah proses pengolahan kopi full washed:
a.       Panen pilih merupakan cara pemanenan dengan memetik buah kopi yang sudah berwarna merah penuh atau buah masak sempurna.
b.      Perambangan bertujuan untuk memisahkan ceri kopi yang dapat diolah menjadi kopi full washed. Buah kopi yang dapat dijadikan kopi full washed adalah buah kopi yang tenggelam, sedangkan buah kopi yang terapung tidak dapat diolah menjadi kopi full washed.
c.       Buah kopi yang tenggelam pada proses perambangan, selanjutnya dikupas kulitnya dengan mesin pulper. Pada proses pulping mengalami penyusutan sebesar 48%, sehingga 7,5 kg ceri menjadi 3,9 kg gabah basah.
d.      Proses pengolahan full washed, buah kopi yang sudah di-pulping selanjutnya difermentasi selama 12 jam. Proses fermentasi dilakukan dengan cara merendam buah kopi dan pergantian air dilakukan setiap 6 jam sekali.
e.       Pencucian dilakukan untuk menghilangkan lendir buah kopi. Pencucian tersebut bertujuan untuk menghilangkan rasa manis kopi.
f.        Buah kopi yang sudah dicuci selanjutnya dijemur selama 7 hari hingga kadar air mencapai 12%. Proses penjemuran dilakukan secara manual dengan bantuan sinar matahari. Pada saat penjemuran mengalami penyusutan 62%, sehingga 3,9 kg kopi basah menjadi 1,482 kg kopi kering.
g.      Kopi yang telah mencapai kadar air 12%, selanjutnya pengupasan kulit tanduk dengan menggunakan mesin huller, sehingga menjadi green bean. Pada proses hulling terjadi penyusutan sebesar 20%, sehingga 1,482 gabah kering (HS) menjadi 1,186 biji kopi.
h.      Biji kopi (green bean) yang telah di-hulling, selanjutnya adalah di-grading sesuai dengan ukurannya dan disortir. Biji kopi di-grading dengan mesin grader sehingga diperoleh biji kopi grade A, grade B, dan grade C. Biji kopi yang telah di-grading, selanjutnya disortir secara manual untuk memisahkan dari kotoran-kotoran yang tidak diinginkan serta biji yang rusak akibat hama dan penyakit. Biji kopi yang disortir mengalami penyusutan sebesar 15%, sehingga 1,186 kg biji kopi menjadi 1 kg.
i.        Biji kopi (green bean) yang telah disortir, selanjutnya dikemas dengan karung goni berukuran 60 kg. Biji kopi yang telah dikemas tersebut, disimpan di dalam gudang penyimpanan dengan menggunakan pallet kayu sebagai alasnya. Penggunaan pallet dilakukan agar biji kopi tidak bersentuhan langsung dengan lantai dan tidak mengalami kerusakan.
Harga jual untuk proses full washed sebesar Rp. 115.000/kilo.
2.      Semi washed
Proses semi wash hampir sama dengan full wash, akan tetapi dalam proses semi wash penjemuran hanya dilakukan selama 1 minggu sampai kadar air mencapai 60%, kemudian masuk ke halling lalu di jemur kembali sampai kadar air mencapai 11-12%. Harga jual untuk proses semi wash sebesar Rp. 110.000/kilo
3.      Honey
Proses honey merupakan proses pengolahan kopi, dimana menyisakan kulit daging yang dapat memberikan rasa manis pada kopi. Terdapat tiga jenis proses honey yang dilakukan oleh PT. Sinar Mayang Lestari, yaitu yellow honey, redhoney, dan black honey. Perbedaan tersebut terletak pada proses pengolahan dan rasa yang dihasilkan, rasa yang dihasilkan pada red honey lebih manis dibandingkan dengan yellow honey dan black honey. Proses pengolahan red honey sama dengan proses pengolahan yellow honey dan berbeda dengan proses black honey. Pada proses black honey, ceri kopi yang telah dirambang dimasukan terlebih dahulu ke dalam karung selama tujuh hari. Setelah tujuh hari di dalam karung, selanjutnya di-pulping, dijemur selama tujuh hari dan di-hulling. Secara umum, proses pengolahan kopi honey sebagai berikut:
a.       Panen pilih merupakan cara pemanenan dengan memetik buah kopi yang sudah berwarna merah penuh atau buah yang sudah masak sempurna.
b.      Perambangan bertujuan untuk memisahkan ceri kopi yang dapat diolah menjadi kopi honey. Buah kopi yang dapat dijadikan kopi honey adalah buah kopi yang tenggelam, sedangkan buah kopi yang terapung tidak dapat diolah menjadi kopi honey.
c.       Buah kopi yang tenggelam pada proses perambangan, selanjutnya dikupas kulitnya dengan mesin pulper. Pada proses pulping mengalami penyusutan sebesar 48%, sehingga 7,5 kg ceri menjadi 3,9 kg gabah basah.
d.      Buah kopi yang sudah di-pulping selanjutnya dijemur selama 10 hari hingga kadar air mencapai 12%. Proses penjemuran dilakukan secara manual dengan bantuan sinar matahari. Pada saat penjemuran mengalami penyusutan 62%, sehingga 3,9 kg gabah basah menjadi 1,482 kg gabah kering.
e.       Kopi yang telah mencapai kadar air 12%, selanjutnya pengupasan kulit tanduk dengan menggunakan mesin huller, sehingga menjadi green bean. Pada proses hulling terjadi penyusutan sebesar 20%, sehingga 1,482 kg gabah kering (HS) menjadi 1,186 kg biji kopi.
f.        Biji kopi (green bean) yang telah di-hulling, selanjutnya adalah di-grading sesuai dengan ukurannya dan disortir. Biji kopi di-grading dengan mesin grader sehingga diperoleh biji kopi grade A, grade B, dan grade C. Biji kopi yang telah di-grading, selanjutnya disortir secara manual untuk memisahkan dari kotoran-kotoran yang tidak diinginkan serta biji yang rusak akibat hama dan penyakit. Biji kopi yang disortir mengalami penyusutan sebesar 15%, sehingga 1,186 kg biji kopi menjadi 1 kg.
g.      Biji kopi (green bean) yang telah disortir, selanjutnya dikemas dengan karung goni berukuran 60 kg. Sebelum dimasukkan ke dalam karung goni, biji kopi terlebih dahulu dikemas dengan menggunakan plastik bening, Hal tersebut untuk menghindari dari serangan kutu dan menjaga agar bau dari biji kopi tidak berubah karena biji kopi mudah menyerap bau. Biji kopi yang telah dikemas tersebut disimpan di dalam gudang penyimpanan dengan menggunakan pallet kayu sebagai alasnya. Penggunaan pallet dilakukan agar biji kopi tidak bersentuhan langsung dengan lantai dan tidak mengalami kerusakan.
Harga jual untuk Red Honey 130.000/kilo  Black Honey Rp. 250.000/kilo
4.      Natural
Proses natural adalah proses pengolahan kopi yang memakan waktu paling lama diantara proses yang lainnya. Proses natural membutuhkan waktu 25-30 hari. Berikut ini adalah tahapan pengolahan proses natural:
a.       Panen pilih merupakan cara pemanenan dengan memetik buah kopi yang sudah berwarna merah penuh atau buah yang sudah masak sempurna.
b.      Perambangan bertujuan untuk memisahkan ceri kopi yang dapat diolah menjadi kopi natural. Buah kopi yang dapat dijadikan kopi natural adalah buah kopi yang tenggelam, sedangkan buah kopi yang terapung tidak dapat diolah menjadi kopi natural.
c.       Buah kopi yang sudah dipanen selanjutnya dijemur di lapangan penjemuran dengan menggunakan para-para yang berukuran 1 x 1,5 m dengan kapasitas 40 kg/para-para. Penjemuran dilakukan ±25 hari hingga kadar air mencapai 12%. Pengecekan kadar air menggunakan measure meter. Pada proses penjemuran terjadi penyusutan sebesar 75%, sehingga 7,5 kg ceri menjadi 1,875 kg gabah (Horn Skin).
d.      Buah kopi yang telah dijemur selama ±25 hari dan mencapai kadar air 12%, selanjutnya di hulling dengan mesin huller. Hulling adalah proses pengupasan kulit tanduk. Mesin huller yang dimiliki oleh PT. Sinar Mayang Lestari berjumlah dua buah dengan kapasitas masing-masing mesin adalah 250 kg/jam. Pada proses hulling mengalami penyusutan sebesar 40%, sehingga 1,875 kg gabah (Horn Skin) menjadi 1,125 kg green bean. Hasil dari proses hulling adalah biji kopi (green bean) yang selanjutnya akan disortasi.
e.       Biji kopi (green bean) yang telah di-hulling, selanjutnya di-grading sesuai dengan ukurannya dan disortir. Biji kopi di-grading dengan mesin grader sehingga diperoleh biji kopi grade A, grade B, dan grade C. Pada proses sortasi, biji kopi mengalami penyusutan sebesar 15%, sehingga 1,125 kg biji kopi menjadi 1 kg. Biji kopi yang telah di-grading, selanjutnya disortir secara manual untuk memisahkan dari kotoran-kotoran yang tidak diinginkan serta biji yang rusak akibat hama dan penyakit.
f.        Biji kopi (green bean) yang telah disortir, selanjutnya dikemas dengan karung goni berukuran 60 kg. Sebelum dimasukkan ke dalam karung goni, biji kopi terlebih dahulu dikemas dengan menggunakan plastik bening. Hal tersebut untuk menghindari dari serangan kutu dan menjaga agar bau dari biji kopi tidak berubah karena biji kopi mudah menyerap bau. Biji kopi yang telah dikemas tersebut disimpan di dalam gudang penyimpanan dengan menggunakan pallet kayu sebagai alasnya. Penggunaan pallet dilakukan agar biji kopi tidak bersentuhan langsung
g.      dengan lantai dan tidak mengalami kerusakan.
Harga jual  untuk natural Rp. 145.000/kilo.
C.    Rosting
Setelah kopi di proses packing, selanjutnya masuk ke rosting agar bisa di cek hasil dari budidaya dan prosesnya. Level rosting di malabar mountain coffee tersendiri terdapat 3 level yaitu
1.      Light
2.      Medium
3.      Duck


1.      Light (Coklat Muda)
Pada tingkatan roasting ini cita rasanya asam, aroma sangrai kurang tercium, tahapan pertama biji kopi yang telah di sangrai beberapa menit akan sedikit mengembang. Light roast Merupakan fase dalam roasting yang memiliki tingkat kematangan paling rendah. Biji kopi akan memiliki warna coklat terang karena proses penyerapan panas yang dilakukan tidak terlalu lama, minyak juga tidak muncul pada biji kopi dan biji kopi cenderung kering. Light roast memiliki suhu biji kopi berada pada kisaran 180°C – 205°C. Pada suhu sekitar 205°C tersebut terjadi first crack dan pada saat itu pula proses roasting dihentikan. Kopi yang di roasting pada tingkatan ini memiliki keasaman dan caffeine yang tinggi.  Tingkatan roasting ini cocok bagi  orang yang menyukai rasa kopi  mencolok, karena memiliki ciri khas seperti citrusy, earthy, dan buttery.
2. Medium
Pada tingkatan roasting ini, cita rasa terasa manis dan aroma asap penyangraian sangat tajam tercium, karena biji kopi banyak mengeluarkan asap, warnanya makin hitam sampai berminyak dan kandungan gula mulai berkarbonisasi. Medium Roasting erupakan tingkatan roasting yang paling banyak digunakan. Biji kopi akan berwarna lebih gelap apabila dibandingkan dengan light roast tetapi lebih terang apabila dibandingkan dengan dark roast. Sama seperti light roast, pada medium roast biji kopi tidak mengeluarkan minyak pada permukaannya. Medium roast memiliki suhu biji kopi pada kisaran 210°C dan 220°C. Pada suhu tersebut adalah suhu dimana first crack usai namun second crack belum terjadi. Selain caffeine yang lebih rendah, medium roast menghasilkan kopi yang cenderung balance aroma, balance keasaman dan menghasilkan banyak rasa.
3. Dark
Merupakan tingkatan paling matang pada proses roasting kopi, apabila melebihi tingkatan ini justru kopi menjadi tidak enak. Warna biji kopi akan lebih gelap bila dibandingkan dengan tigkatan – tingkatan roasting lainnya. Pada dark roast biji kopi hasil roasting mengeluarkan minyak pada permukaannya. Rasa kopi juga akan cenderung pahit dan menutupi rasa khas dari masing – masing kopi. Dark roast selesai diroasting ketika second crack usai terjadi atau pada suhu sekitar 240°C. Bagi yang menyukai  kopi dengan  kekentalan (body) kopi yang tebal, sangat cocok dengan profil dark roast.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Sistem produksi PT. Sinar Mayang Lestari dalam pengolahan kopi terdiri
dari input, proses, output, dan menghasilkan umpan balik (feedback). Input dalam sistem tersebut adalah laporan hasil penjualan green bean yang akan digunakan untuk menentukan pengadaan bahan baku. Bahan baku berasal dari kebun milik PT. Sinar Mayang Lestari dan petani mitra untuk diolah menjadi kopi proses natural, honey, dan full washed. Output tersebut berupa green bean yang akan didistribusikan ke Malabar Mountain Cafè. Feed back (umpan baik) dalam sistem ini adalah hasil penjualan Malabar Mountain Cafè yang akan dijadikan sebagai input. Penggunaan mesin pengolahan yang tidak sesuai dengan kapasitas mesin terpasang menyebabkan sistem produksi PT. Sinar Mayang Lestari belum optimal.


Gambar hasil Kunjin

























































































Post a Comment

0 Comments